Sabtu, 22 Mei 2010

Gimana caranya berantas korupsi ?


Korupsi adalah kata yang sudah tidak asing lagi bagi semua orang, apalagi kita yang hidup di negara ini (Indonesia). Kita sudah sering membaca, melihat dan mendengar melalui media cetak maupun elektronik bahwa korupsi di negara ini tidak habis-habisnya atau berhenti. Kira-kira apa yang salah dari negara ini ; moral hazard, aturan atau penegakan hukumnya? harus dari mana mulainya pemberantasan korupsi tersebut? Menurut kesimpulan saya ada 3 (tiga) sebab dapat terjadinya korupsi yaitu Moral Hazard, Keadaan atau kondisi yang memungkinkan dan Kurangnya Pengawasan.
Saya mempunyai salah satu pengalaman dalam bekerja dimana harus mengontrol dan mengetahui secara persis pengeluaran suatu biaya sehingga dapat menjelaskan kepada atasan, salah satunya adalah biaya operasional untuk pembelian bahan bakar mobil dinas. Kebiasaan/rutinitas yang dilakukan supir adalah membeli bahan bakar setiap hari senin (seminggu sekali) sebanyak 40 (empat puluh) liter dan kebiasaaan atas biaya tersebut merupakan hal yang biasa/lumrah dilakukan sejak lama tetapi yang tidak biasa adalah tidak pernah seseorang melakukan kontrol atas kebiasaan tersebut.
Kontrol yang saya lakukan pada saat itu adalah berusaha untuk mengetahui kemana saja kendaraan dinas digunakan selama 1(satu) minggu sehingga dapat mengira-ngira bahan bakar yang digunakan dan melihat petunjuk bensin setiap jumat malam atau setelah kendaraan tidak beroperasi lagi menjelang weekend dan dari petunjuk bensin tidak memungkinkan jika pada hari senin harus diisi 40 liter alias akan tumpah. Hasil dari monitoring 3 (tiga) minggu maka kesimpulannya adalah kendaraan dinas tersebut cukup membeli bensin antara 20-30 liter setiap minggu.
Pengalaman saya berikutnya pada saat melakukan perjalanan dengan salah satu kendaraan transportasi dan saat itu sedang transit cukup lama di salah satu station kendaraan transportasi tersebut, saya hanya mengamati orang-orang disekitar dengan beraneka ragam aktivitas seperti telepon, ngobrol, membaca, tidur, makan dll. Perhatian saya akhirnya terfokus pada mengamati petugas station dibagian scaner barang penumpang, setelah mengamati cukup lama saya melihat sesorang penumpang berlari-lari karena sudah terlambat sambil membawa 1(satu) karton tentengan dan pada saat barang tersebut masuk pada alat scaner, penumpang tersebut tertahan karena barang tersebut menimbulkan bunyi atau apapun yang mencurigakan petugas. Setelah bernegosiasi cukup lama akhirnya salah satu petugas mendekati penumpang tersebut dan penumpang tersebut memasukkan tangannya pada saku celananya dan memberikannya pada petugas tersebut, saat itu juga petugas tadi memberikan "sebagian" kepada temannya. Setelah itu penumpang tersebut akhirnya bergegas sambil membawa tentengan yang tidak jadi diperiksa lagi.
Jelas bahwa pelaku dalam hal ini supir dan petugas station jika mempunyai moral yang baik tidak akan melakukan hal tersebut walaupun keadaan atau kondisi memungkinkan begitu juga sebaliknya walaupun ada keinginan dari pelaku sedangkan keadaan atau kondisi untuk bisa melakukan hal tersebut tidak ada maka korupsi tidak akan terjadi. Begitu juga jika ada keinginan dari pelaku dan keadaan memungkinkan tetapi pengawasan dari atas cukup ketat maka korupsi tidak akan terjadi, tetapi gimana jika atasannya ikut juga bermain? yach kembali lagi kan ke moral hazard!
Besar atau nilai korupsi juga berbeda sesuai tanggung jawab atau tingkat jabatan/ status sosial. Pengalaman diatas bahwa nilai nominal yang dilakukan oleh pelaku sesuai dengan jabatannya masih dalam jumlah yang relatif kecil dan tidak mungkin mencapai nominal "Mber". Jadi alasan untuk menekan korupsi dengan memberikan gaji yang besar dan tinggi untuk meredakan keinginan korupsi, hanya membuang uang negara saja karena sifat dasar manusia untuk selalu tidak puas. Sehingga menurut saya pemberantasan korupsi minimal kita bisa memulai dari diri kita sendiri dan lingkungan terdekat kita, sehingga jika ini dilakukan oleh setiap insan bangsa Indonesia maka bangsa ini akan berlari menjadi negara maju meninggalkan status negara berkembang. Apakah anda sudah siap melakukan kontrol terhadap diri sendiri dan sekitar kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar