Sebelum musibah bencana alam tsunami di Mentawai tanggal 27 Oktober 2010 dan meletusnya gunung merapi di Jogjakarta tanggal 26 Oktober 2010, semua orang dikejutkan dengan adanya banjir bandang di Teluk Wondama pada hari Senin tanggal 4 Oktober 2010 antara jam 07.00 wit s/d 09.00 wit. Semua orang terhenyak! terhenyak karena bertanya bagaimana bisa banjir? sebelumnya ada yang belum pernah tahu dan dengar tentang Kabupaten Teluk Wondama, dan seluruh Indonesia karena melihat dasyatnya banjir tersebut melalui media sehingga sebahagian masyakat akhirnya mungkin baru tahu atau dengar tentang Kabupaten Teluk Wondama.
Saya sendiri pernah bertugas pada Kabupaten Teluk Wondama selama 2 tahun sejak 28 Februari 2007 hingga Februari 2009. Kabupaten tersebut sebelumnya adalah kecamatan yang merupakan pemekaran dari kabupaten induk Manokwari pada tanggal 12 April 2003. Ibukota kabupaten Teluk Wondama terletak di Rasiei dengan bupati Drs.Alberth H. Torey, yang pada saat itu terdiri dari 13 kecamatan / distrik dan 76 kampung / desa. Sarana transportasi untuk masuk dan keluar dari kabupaten tersebut dapat menggunakan
pesawat yaitu twinotter dari maskapai Merpati dan kapal PELNI serta kapal-kapal kayu masyarakat lainnya (sejenis kapal penisi). Selama saya bertugas disana pertumbuhan ekonomi cukup pesat yang dapat diukur dari kacamata saya berupa tumbuhnya sentra-sentra ekonomi berupa rumah makan baru, kios dan toko, serta usaha jasa lainnya dan pembangunan infrastruktur sangat terasa dan kelihatan. Perbankan yang ada saat itu sebanyak 2 bank yaitu Bank Papua (BPD) yang beroperasi secara online dan mempunyai 1 (satu) unit jaringan ATM, serta Bank BRI yang saat itu belum online. Saat pertama kali mengetahui banjir tersebut sekitar jam 10.00 wit dari status teman FB (facebook) yang berada di Wasior, awalnya berpikir bahwa banjir tersebut seperti yang pernah saya alami waktu bertugas disana. Akan tetapi diluar ekspetasi saya ternyata untuk kali ini merupakan banjir yang sangat dasyat. Banyak teman, kenalan dan rekan kerja yang saya hubungi via mobilephone (hp) tidak bisa dihubungi dan setelah keesokan harinya baru saya mengetahui beberapa dari mereka yang coba saya hubungi sudah menjadi korban. Pembangunan 7 tahun menjadi sia-sia dengan musibah tersebut. Banjir bandang yang saya alami pada saat bertugas disana terjadi tanggal 3 April 2007 pada malam hari sekitar jam 19.00 wit, memang tidak sedasyat banjir terakhir tetapi cukup membuat kepanikan karena sangat tiba-tiba dan air berlumpur mencapai batas lutut. Hanya kerusakan dan kerugian harta benda tetapi tidak ada korban jiwa, dan sampai saat ini saya sendiri belum mengetahui secara pasti penyebab banjir walaupun pasca banjir bandang terakhir banyak pendapat di media televisi yang membahas penyebabnya. Apapun ceritanya tetapi masyakat dan semua orang yang berada pada kabupaten tersebut harus bangkit kembali membangun dan kekuatan baru yang bisa didapatkan pasca banjir bandang tersebut adalah seluruh masyarakat Indonesia akhirnya menjadi mengenal Kabupaten Teluk Wondama. Sekarang tinggal bagaimana pemda setempat dengan kekuatan baru tersebut bisa menjual kelebihan dari kabupatennya kepada seluruh Indonesia atau dunia untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Menurut saya Kabupaten Teluk Wondama atau biasanya dinamakan Wasior dari segi pariwisata banyak yang bisa diexplor seperti alamnya yang masih eksotik, pemandangan untuk gugusan pulau-pulau kecil, kekayaan lautnya dll. Apalagi akses transportasi untuk keluar dan masuk relatif tidak terlalu sulit, fasilitas komunikasi dan penginapan berupa hotel juga sudah ada.
Sudah waktunya situs resmi pemda Teluk Wondama diaktifkan kembali dan selalu update sebagai tempat menggali informasi tentang kabupaten Teluk Wondama karena saya yakin pasca musibah tersebut di search engine (mesin pencari) banyak yang mengetikkan kata "Teluk Wondama". Ayo teman-temanku di Wasior, SEMANGAT!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar