Sabtu, 05 Mei 2012

Jogjakarta

Saya menulis tentang kota ini karena sepele saja.. orangtuaku sekarang tinggal di kota tersebut dan otomatis kedepannya akan semakin sering berkunjung ke kota tersebut. Jogjakarta masih menjadi magnet bagi banyak hal, seperti dari masih setia memelihara spirit dan nilai-nilai tradisi yang disesuaikan dengan zaman, lesehan, pengamen yang berkualitas, keramahan, kehangatan dan kedamaian yang terbungkus dalam suatu suasana yang namanya suasana kota Jogjakarta.

Bagi saya pribadi suasana yang paling “ngangeni” adalah malioboro yang kata tersebut berasal dari bahasa sansekerta yang berarti karangan bunga. Dan tidak salah akhirnya dinamai Malioboro karena Malioboro yang letaknya di jantung kota Jogjakarta benar-benar menjadi kembang yang pesonanya benar-benar menarik wisatawan baik luar maupun dalam negeri untuk berkunjung sehingga menjadi salah satu tujuan kota wisata setelah Bali. Denyut aktivitas kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik seperti tidak pernah mati. Malioboro menjadi surga cinderamata bagi pengunjung dan saya sendiri agar tidak menjadi lapar mata jika ke Malioboro menyiasatinya dengan membawa uang pas-pasan sesuai dengan rencana apa yang hendak dicari atau sekedar jalan-jalan dan tidak membawa dompet. Hasilnya.. lumayan nggak bisa beli apa-apa.. :-)
Apabila ada yang belum pernah ke Jogjakarta dan ingin melakukan travelling / liburan yang pertama kali kekota tersebut maka tips / saran saya
adalah carilah penginapan sekitar Malioboro yaitu di Jalan Dagen, sosrowijayan atau yang bermuara ke jalan Malioboro karena disitu sudah bertebaran hotel melati sampai berbintang atau losmen yang bisa disesuaikan dengan kantong. Alasan lainnya adalah tidak usah bingung-bingung lagi mau kemana bagi yang belum ada rencana, karena 1 atau 2 hari bagi yang belum pernah ke Jogja akan bisa menghabiskan waktunya hanya di sekitar Malioboro. Kenapa saya katakan begitu, karena seperti saya ceritakan di awal di Malioboro kita bisa menikmati semua denyut aktivitas kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik. Pagi hari sebelum Mal Malioboro buka, pelataran parkir penuh dengan gerobak yang menjual makanan dan jajanan tradisional, karyawan / penjaga toko, tamu hotel tampak menikmati sarapan dengan santai dipinggiran jalan. Agak siang, kita sudah mulai bisa menikmati berbagai jualan cinderamata, oleh-oleh khas Jogja, toko-toko batik atau pembelajaan modern di Mal Malioboro dan sebagainya. Kita juga dapat menikmati penawaran dari tukang becak yang akan menawarkan untuk membawa kita bejalan-jalan melihat tempat pembuatan bakpia pathuk dan baju kaos dagadu dan sebagainya dengan harga cuma Rp. 5.000,-. Dan saat malam mejelang dapat menikmati makan sambil lesehan diiringi para pengamen yang berkualitas dan sambil makan bisa juga tuh.. minta dilukis oleh pelukis jalanan 

Selain itu di Malioboro kita bisa melihat peninggalan masa lalu yang menjadi ikon kota jogja, seperti ; Benteng Vredeburg, Pasar Beringharjo, Kantor Pos Besar dan peninggalan yang berdekatan dengan Malioboro yaitu Istana Sultan dan Tamansari (benteng air) yang bisa menjadi referensi untuk diketahui. Tamansari atau benteng air merupakan salah satu tempat favorit bagi saya untuk selalu dilihat.. Jika ingin menggali informasi yang lengkap dapat mengunjungi Tourist Information Centre yang lokasinya berdekatan / dibelakang halte Trans Jogja Malioboro (Buswaynya Jogjakarta) Dari Tourist Information Centre inilah yang belum pernah ke Jogjakarta dapat menggali segala informasi pariwisata yang lain seperti ; kebun binatang gembira loka, gunung merapi, candi borobudur, candi prambanan, pantai parangtritis, pantai baron, pantai sundak, makan raja Imogiri, bukit pasir dan lain-lain.
Karena Jogjakarta mempunyai magnet yang kuat maka pada saat libur weekend atau longweekend, transportasi ke dan keluar Jogjakarta akan agak susah atau akan menjadi mahal, jadi saran saya yang ingin liburan pada saat weekend atau longweekend sebaiknya jauh-jauh hari sudah mereservasi tiket pulang dan pergi kalau tidak mau mendapat tiket mahal. Begitu juga dengan penginapan, sebaiknya minimal 1 (satu) minggu sudah melakukan reservasi. Ini berdasar pengalaman longweekend saya yaitu pada saat lebaran tahun 2009 di bulan Agustus, waktu itu kebetulan sedang berada di Jakarta dan karena dinas saya sudah kelar ingin longweekend ke Jogjakarta sehingga satu minggu sebelumnya sudah membeli tiket pulang pergi. Akan tetapi tidak memesan hotel sehingga pada saat tiba, semua hotel dan losmen di wilayah Malioboro full pesanan sehingga harus mencari penginapan yang agak jauh. Dan malam itu saya melihat bagaimana luar biasanya semua lesehan penuh dengan orang makan. Pengalaman kedua adalah Januari 2012 juga saat sedang dinas pada saat longweekend tahun baru imlek, bedanya saya tidak tinggal di hotel tapi di rumah keluarga. Saya tiba kamis malam di Jogjakarta dan jumat pagi iseng-iseng reservasi hotel di sepanjang jalan Dagen dan wooww… ternyata untuk hari jumat saja yang bisa terima order nginap, tapi kalau sabtu, minggu dan senin saat imlek sudah full pesana dan malah ada hotel yang penuh sampai tanggal 31 Januari. Tapi itu biasanya pada saat weekend dan longweekend saja lohh.. Berdasarkan pengalaman itu saya memberikan beberapa alternatif / referensi penginapan yang berada di jl.Dagen (Malioboro) yang dapat disesuaikan dengan kantong.. walaupun cukup murah tapi dijamin tidak mengecewakan.

No
NAMA PENGINAPAN
HARGA
FASILITAS
1 Losmen Family (0274) 512774 Rp. 90.000,- s/d 105.000,- utk singgle bed                   
Rp. 120.000,- utk double bed
Brekfast
2 Wisma Nendra Rp. 100.000,- s/d Rp. 200.000,- Fan / AC dan TV
3 Kombokarno (0274) 515032 Rp. 160.000,- (standard) Rp. 225.000,- (double bed) Fan, TV dan breakfast
4 Hotel Sala4 Rp. 150.000,- (ekonomi) Rp. 180.000,- (standard) Rp. 225.000,- (standard plus) / bisa 2 org               Rp. 335.000,- (familuy room) / bisa 4 orang Fan / AC dan TV

Hotel Lilik (0274) 586990 Rp. 150.000,- (single)
 Rp. 230.000,- (superior) / 2 org   Rp. 280.000,- (deluxe) / 2 org Rp. 320.000,- (VIP) / 2 org Rp. 420.000,- (family) / 3 org
 AC, TV, hotwater dan Breakfast, Wi-Fi dan Rent Car
6 Hotel Permata (0274) 518117 Rp. 310.000,- (standard single) Rp. 325.000,- (standard twin) Rp. 385.000,- (deluxe single) Rp. 395.000.- (deluxe twin) Rp. 605.000,- (permata suites) AC, TV, hot water, shower, telephone, bathub, referigenerator dan privat living room


7 Hotel Kristina (0274) 512076 Rp.140.000,- (economy single)          Rp.170.000,- (standart single)           Rp.210.000,- (economy double) / 2 org Rp.240.000,- (standart double) / 2 org Rp.270.000,- (superior) / 2 org         Rp.275.000,- (deluxe) / 2 org           Rp.285.000,- (twin) / 2 org               Rp.340.000,- (family) / 3 org AC, TV, bed kecil,  bed besar , hot water dan kulkas

Tapi hotel / penginapan yang lain sepanjang jalan dagen, sosrowijayan dan malioboro juga banyak, yang dapat dipilih sesuai keinginan dan kantong.
Kembali saya bandingkan dengan tempat saya tinggal saat ini di Papua maka boleh saya katakan bahwa Jogjakarta dan kota-kota wisatawan lain masih kalah eksotik alam wisatanya dibanding dengan yang di Papua, yang membedakannya adalah bahwa di kota lain pengelolaan tempat pariwisata dapat dikelola secara professional sehingga dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat dan kota tersebut. Contoh adalah taman laut Bunaken dengan taman laut rajaampat maka saat ini bunaken sudah menjadi tidak berarti ekosotiknya dibandingkan yang di rajaampat, pantai parangtritis Jogja dengan pantai pasir putih di Manokwari atau pantai-pantai lain di Papua. Alasan bahwa di Papua pariwisatanya belum dikelola secara maksimal adalah mungkin karena dana otsus yang besar dan sungguh menggiurkan sehingga pariwisatanya belum terpikirkan dikelola secara ekonomis. Kita komparisi dengan Jogjakarta yang tidak mempunyai pendapatan dari hasil alam sehingga untuk menghidupi diri sendiri maka harus sukses menjual pariwisatanya, dan salah satu sektor yang diandalkan juga untuk menambah PADnya melalui bidang pendidikan.
Yaahhh.. pada intinya kita bisa menikmati travelling / liburan dan bisa belajar banyak hal dari kehidupan sehari-hari.. belajar tentang sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat / kota lain dan yang baik bisa kita terapkan ditempat kita berpijak. Finally.. kita bisa terus belajar melalui Universitas Kehidupan B)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar